Ada kalanya kita mengalami kekurangan dana meskipun sudah menabung dan membuat perencanaan keuangan dengan teratur setiap bulannya. Ini bisa terjadi karena harus membayar kebutuhan yang datang secara tiba-tiba, misalnya terjadi kecelakaan sehingga harus membayar biaya perbaikan mobil atau sepeda motor di bengkel. Bisa juga untuk biaya rawat inap dan operasi karena sakit yang menyerang seketika. Di saat seperti inilah kredit cepat cair dibutuhkan. Saat ini ada banyak jenis pinjaman yang ditawarkan oleh berbagai lembaga penyedia keuangan pinjaman kredit tanpa agunan.
Masyarakat cenderung memilih pinjaman uang yang dalam persyaratannya tidak mengharuskan peminjam menyerahkan aset mereka, baik berupa properti maupun kendaraan bermotor. Kini sudah tersedia pinjaman uang cepat yang bisa didapatkan secara online. Menawarkan syarat yang simpel, prosesnya cepat, dengan bunga kompetitif. Pada dasarnya, masyarakat bisa memilih antara 2 pinjaman cepat, yaitu melalui lembaga non bank dan melalui bank.
Beberapa tahun belakangan, berbagai lembaga financial technology (fintech) semakin menjamur di Indonesia. Biasanya tersedia dalam bentuk aplikasi pada smartphone, fintech menawarkan layanan pinjaman online cepat cair yang amat sangat praktis dan super mudah. Bisa dikatakan, produk yang ditawarkan fintech merupakan pinjaman online tercepat karena dana bisa cair dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam saja setelah pengajuan pinjaman diverifikasi. Namun di tahun 2021 ini, kita sebagai calon peminjam harus lebih teliti dan cermat dalam memilih lembaga penyedia dana online.
Jika memilih meminjam dana melalui fintech, maka pastikan bahwa fintech tersebut adalah lembaga penyedia kredit cepat terdaftar di OJK (Otoritas jasa Keuangan). Jika sudah terdaftar di OJK dan menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), maka setiap kegiatannya diawasi oleh OJK. Selain itu, semua detail data nasabah akan disimpan dengan aman tanpa kemungkinan dibocorkan pada pihak ketiga.
Jika sudah memilih fintech yang tepat, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengunduh aplikasi di smartphone, melakukan registrasi, mengisi data diri, memilih jumlah dan tenor pinjaman sesuai kemampuan, dan melengkapi berbagai dokumen yang diminta. Setiap fintech memiliki syarat yang berbeda. Namun biasanya syarat umum yang diminta adalah pemohon merupakan WNI berusia 18 hingga 60 tahun, memiliki pekerjaan tetap, memiliki rekening tabungan atas nama sendiri, dan memiliki NPWP.
Sementara beberapa keunggulan yang bisa didapat dari kredit cepat di fintech adalah peminjam tidak memerlukan kartu kredit, verifikasi jauh lebih cepat bahkan pinjaman cepat cair dalam hitungan menit. Metode pembayaran cicilan pun beragam, bisa melalui ATM, internet banking, mobile banking, atau gerai minimarket.
Menyadari begitu diminatinya pinjaman tanpa jaminan yang ditawarkan fintech, bank di Indonesia pun menyediakan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Kini nasabah bank sudah tidak perlu lagi menyerahkan aset saat pengajuan pinjaman. Keunggulan dari memanfaatkan KTA dari bank adalah nasabah bisa mendapatkan pinjaman dana yang berkualitas dan terjamin keamanannya. Program KTA dari bank juga merupakan pinjaman online bunga rendah, karena pada umumnya bunga yang dibebankan kepada nasabah lebih rendah daripada fintech.
Selain itu, plafon pinjamannya juga cenderung lebih besar. Ada bank yang menawarkan maksimal plafon Rp 100 juta, Rp 300 juta, bahkan hingga Rp 500 juta. Pilihan masa pembayaran cicilan juga cenderung lebih lama, mulai dari 1 tahun hingga 5 tahun. Meski proses pencairan dananya butuh waktu sekitar 3 sampai 7 hari kerja, tapi KTA bank banyak dipilih nasabah yang mengutamakan keamanan pinjaman.
Setiap fintech dan bank memiliki persyaratan dokumen yang berbeda-beda. Misalnya ada bank yang mengharuskan fotokopi kartu kredit, tapi ada juga yang tidak. Pada umumnya dokumen yang dibutuhkan dalam pengajuan kredit cepat adalah fotokopi KTP elektronik, Kartu Keluarga, slip gaji, rekening tabungan selama 3 bulan terakhir, dan NPWP. Untuk pengajuan kredit cepat melalui aplikasi fintech, biasanya akan diminta melakukan verifikasi wajah melalui foto atau gerakan wajah.